Erick Thohir Fokuskan BUMN untuk Lebih Transparan: Gak Bisa Tutup-tutupan, Mana Penugasan Mana Bisnis

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa dirinya fokus untuk melakukan transformasi BUMN melalui program bersih-bersih BUMN.
Erick Thohir meyakini bahwa banyak BUMN yang lebih transparan. Hal ini ditegaskan Erick Thohir seraya berkomentar perihal mantan Direktur Utama Pertamina periode 2009-2014 Karen Agustiawan yang diditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).
Baca Juga: Erick Thohir Beberkan Pola BUMN Bagi Rakyat, Ternyata Seperti Ini!
"Kalau kita melihat banyak sekali yang terjadi sebelum saya menjabat, tetapi kembali lagi yang namanya perbaikan harus terus berlangsung," ujar Erick Thohir dikutip WE BUMN dari CNBC, Senin (25/9).
Lebih lanjut, Erick Thohir pun mencontohkan program bersih-bersih BUMN yang dilakukan seperti terjadi pada perusahaan PT Waskita Beton Precast (Persero) Tbk.
Terkat hal tersebut, Erick Thohir menegaskan BUMN terus dijaga untuk lebih transparan. "Saya jamin di zaman saya bener-bener saya ini berusaha menjaga struktur, sistem transparan dan baik, seperti yang saya lakukan di sepak bola," tuturnya.
Erick Thohir memastikan bahwa pihaknya memang tidak melakukan bisnis dengan rakyat, tapi mendukung pertumbuhan ekonomi yang targetnya 5 persen.
"Ini kan uang rakyat. Makanya saya pastikan BUMN tidak berbisnis dengan rakyat tapi mendukung yang namanya pertumbuhan ekonomi harus 5 persen, tapi menjaga disparitas antara kaya dan miskin," ungkapnya.
Kemudian, Erick Thohir mengatakan bahwa senantiasa mendorong perusahaan BUMN seperti PT Pertamina (Persero) untuk selalu terbuka, melalui pembentukan holding dan subholding. Hal ini juga yang membuat Pertamina bisa lebih efisien hingga US$ 1,9 miliar. Karena hal itu, ia menyebut tak ada yang bisa ditutup-tutupi yakni soal penugasan dan bisnis.
"Sekarang kan ada holding dan subholding. Itu yang kita dorong keterbukaan. Sama dengan PLN pun. Jadi bukunya terpisah. Makanya Pertamina banyak perusahaan karena sudah dikeker, jadi gak bisa tutup-tutupan gitu, mana penugasan mana bisnis," pungkasnya.
Sementara itu, Pertamina juga telah buka suara terkait KPK yang telah menetapkan Galaila Karen Kardinah (GKK) alias Karen Agustiawan (KA) sebagai tersangka pada dugaan tindak pidana korupsi pengadaan LNG pada Pertamina tahun 2011-2021.
Penulis/Editor: Irania Zulia
Tag Terkait: