Menu
News
Strategy
Leadership
Social Responsibility
In-depth
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disentil Bahlil, Pertamina Langsung Bereaksi dan Pastikan Aset Blok Migas Saat Ini Digarap Secara Optimal

Disentil Bahlil, Pertamina Langsung Bereaksi dan Pastikan Aset Blok Migas Saat Ini Digarap Secara Optimal Kredit Foto: Pertamina
WE BUMN, Jakarta -

PT Pertamina Hulu Energi (PHE), subholding upstream PT Pertamina (Persero), mengaku tak ambil pusing dengan dengan langkah pemerintah untuk membatasi konsesi wilayah kerja (WK) migas mereka saat ini. 

Adapun diketahui bahwa PHE memastikan aset blok migas yang saat ini dikelola perseroan digarap secara optimal.

Baca Juga: Demi Kesejahteraan Rakyat, Erick Thohir Optimalkan Peran BUMN Jadi Garda Terdepan

Terkait hal tersebut, dilansir dari Bisnis, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro mengatakan, perseroan bakal tetap fokus untuk mengembangkan aset yang saat ini dimiliki Pertamina di sisi hulu. 

"Kewenangan untuk memberikan WK itu di pemerintah bukan di kami, tapi yang kami kuasai kami kerjakan secara optimal," ujar Wiko Migantoro dikutip WE BUMN dari Bisnis, Kamis (21/9).

Lebih lanjut, disebutkan pula bahwa aset blok migas yang saat ini dikelola Pertamina terus mengalami peningkatan signifikan. Seperti diketahui, Pertamina berkontribusi sekitar 70 persen untuk target lifting migas nasional saat ini. 

"Produksi terus naik," ucapnya.

Sebelumnya, PHE sendiri menyampaikan kalau produksi migas mencapai di angka 1,046 juta barel setara minyak per hari (Mboepd) sepanjang Januari hingga Juni 2023 atau naik 8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.  

Produksi migas itu ditopang oleh kinerja positif pada produksi minyak di level 570.000 barel per hari (Mbopd) dan produksi gas di angka 2.757 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).  

Capaian itu didukung oleh penyelesaian rencana kerja pengeboran 7 sumur eksplorasi, 359 sumur pengembangan, 371 workover, dan 16.286 well services. Selain itu, PHE juga mencatatkan survei seismik 3D sepanjang 478 kilometer persegi. 

Di samping itu, PHE melaporkan sejumlah lapangan tua yang saat ini dikelola Pertamina mengalami penurunan produksi alamiah atau declined rate lebih dari 50 persen.  Sejumlah WK yang tercatat mengalami penurunan produksi signifikan itu, di antaranya Rokan, Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS). 

Penulis/Editor: Irania Zulia

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: